🐆 Liberalisasi Perdagangan Akan Membentuk Ketergantungan Pada Bidang
Parapemimpin ASEAN menandatangani Deklarasi ASEAN Concord II (Bali Concord II) pada KTT ke-9 di Bali. Kesepakatan tersebut membentuk salah satunya adalah ASEAN Economic Community (AEC). ASEAN berharap sebelum tahun 2015, pergerakan barang, jasa, investasi, dan buruh terampil di ASEAN akan dibuka dan diliberalisasi sepenuhnya, sementara aliran modal akan dikurangi hambatannya.
LiberalisasiPerdagangan dan Proteksi Tahun 1948 dalam Havana charter dikandung maksud untuk membentuk International Trade Organization (ITO) yang bertujuan mengurangi hambatan dalam perdagangan serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun usaha ini banyak mendapat tantangan politik sehingga Amerika Serikat menolaknya.
hC4A1Ga.
Trade liberalization atau liberalisasi perdagangan adalah praktik untuk mendorong perdagangan barang dan jasa secara bebas antar negara. Ini dilakukan melalui penghapusan atau pengurangan pembatasan atau hambatan pada perdagangan barang dan jasa. Hambatan-hambatan perdagangan dapat mencakup Tarif, seperti bea masuk dan biaya tambahanHambatan nontarif, seperti aturan perizinan dan kuota. Proteksionisme, kebalikan dari liberalisasi perdagangan, dicirikan oleh hambatan ketat dan regulasi pasar. Hasil liberalisasi perdagangan dan integrasi yang dihasilkan antar negara dikenal sebagai globalisasi. Pro kontra liberalisasi perdagangan Para ekonom sering memandang liberalisasi ini sebagai langkah untuk mempromosikan perdagangan bebas. Namun, ini adalah topik kontroversial dan ada saja pro-kontra nya. Kelemahan Para pengkritik menyatakan bahwa liberalisasi dapat merugikan dan menghilangkan pekerjaan di suatu negara. Alasannya, barang yang lebih murah akan membanjiri pasar domestik. Perusahaan dalam negeri tidak bisa bersaing dan mati. Akibatnya, industri tidak tumbuh, begitu juga dengan penciptaan lapangan kerja. Secara umum, liberalisasi perdagangan sering mengarah pada perubahan keseimbangan ekonomi. Beberapa industri tumbuh, beberapa menurun. Oleh karena itu, mungkin sering ada pengangguran struktural dari penutupan industri tertentu. Selanjutnya, pengkritik juga berargumen bahwa barang-barang impor dapat memiliki kualitas yang lebih rendah dan kurang aman dibandingkan dengan produk dalam negeri. Alasannya, barang-barang tersebut tidak menjalani pemeriksaan keamanan dan kualitas yang lebih ketat sebagaimana disyaratkan di dalam negeri. Liberalisasi perdagangan dapat menimbulkan ancaman bagi negara atau ekonomi berkembang karena mereka dipaksa untuk bersaing di pasar yang sama dengan negara atau ekonomi yang lebih kuat. Tantangan ini dapat menghambat industri lokal yang mapan atau mengakibatkan kegagalan industri yang baru berkembang di sana infant industry argument. Negara-negara dengan sistem pendidikan maju cenderung beradaptasi dengan cepat ke ekonomi perdagangan bebas karena mereka memiliki pasar tenaga kerja yang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan permintaan. Mereka dapat dengan mudah beralih ke industri di mana barang-barang lebih banyak diminati. Sebaliknya, negara-negara dengan standar pendidikan rendah mungkin berjuang untuk beradaptasi dengan lingkungan ekonomi yang berubah. Masalah mobilitasi tenaga kerja ini dapat memiliki konsekuensi besar terhadap pengangguran. Kelebihan Para pendukung mengklaim bahwa liberalisasi perdagangan pada akhirnya menurunkan biaya konsumen menaikkan surplus konsumen. Ini juga meningkatkan efisiensi melalui persaingan yang lebih intens. Liberalisasi perdagangan mempromosikan perdagangan bebas, yang memungkinkan negara-negara untuk berdagang barang tanpa hambatan peraturan atau biaya terkait. Regulasi yang berkurang ini mengurangi biaya. Pada akhirnya, penurunan biaya memungkinkan harga konsumen yang lebih murah karena impor dikenakan biaya yang lebih rendah dan persaingan yang cenderung meningkat. Meningkatnya persaingan dari luar negeri sebagai akibat dari liberalisasi perdagangan menciptakan insentif untuk efisiensi yang lebih besar dan produksi yang lebih murah oleh perusahaan-perusahaan domestik. Persaingan ini juga dapat memacu suatu negara untuk mengarahkan sumber daya ke industri yang mungkin memiliki keunggulan kompetitif. Secara makro, liberalisasi perdagangan memungkinkan negara-negara untuk berspesialisasi dalam memproduksi barang dan jasa di mana mereka memiliki keunggulan komparatif berproduksi dengan biaya peluang terendah. Hal ini memungkinkan keuntungan bersih dalam kesejahteraan ekonom dan manfaat besar dari skala ekonomi yang diraih. Jika suatu negara meliberalisasi perdagangannya, itu akan membuat negara itu lebih menarik bagi investor asing. Ini tidak hanya mengarah ke aliran masuk modal tetapi juga membantu perekonomian melalui difusi lebih banyak teknologi, teknik manajemen, dan pengetahuan.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi sektor perdagangan telah mendorong Indonesia untuk berkomitmen menerapkan kebijakan liberalisasi perdagangan. Ada anggapan bahwa liberalisasi perdagangan justru melemahkan perekonomian. Hal ini kontroversial karena kebijakan liberalisasi perdagangan ditempuh dengan tujuan meningkatkan efisiensi ekonomi. Bagi Indonesia, liberalisasi perdagangan merupakan tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan dalam bidang ekonomi. Oleh karena itu penting untuk menganalisis dampak liberalisasi perdagangan terhadap pertumbuhan global dari liberalisasi perdagangan adalah harga produk perkebunan yang lebih tinggi dan berbagai dampak pada produksi, konsumsi dan perdagangan. Juga, efek positif cenderung tidak merata. Beberapa negara telah mencapai pengembalian positif yang lebih besar. Banyak perdebatan ilmiah yang membahas menganai dampak liberalisasi perdagangan global yang belum tuntas untuk memberikan kesuksesan besar untuk pertumbuhan ekonomi secara global. Menurut beberapa ahli ekonomi, perdagangan antar negara harus bebas dari segala hambatan, hambatan-hambatan yang terjadi ada dua yaitu hambatan tarif dan non-tarif untuk perdagangan. Keterbukaan perdagangan harus didorong oleh negara-negara yang lebih fokus pada produksi produk unggulan lebih efisien sehingga keterbukaan itu memiliki efek positif pada seluruh perekonomian. Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa perdagangan bebas menguntungkan negara peserta dan dunia. Menurut penelitian Hadi 2003, selain meningkatkan pemerataan kesejahteraan antar negara, liberalisasi perdagangan juga meningkatkan volume dan efisiensi ekonomi perdagangan dunia. Namun, karena perbedaan dalam kontrol sumber daya, faktor yang mendorong daya saing, beberapa ahli percaya bahwa tidak semua negara menikmati manfaat positif dari liberalisasi pada tingkat yang sama, dan saya pikir efek negatifnya bahkan dapat membawa Sebuah studi oleh Nayyar 1997 menemukan bahwa keuntungan dari liberalisasi perdagangan hanya akan terakumulasi di sejumlah kecil negara berkembang, yaitu negara-negara yang termasuk dalam kategori lebih maju seperti Thailand, Korea Selatan dan China. Namun, kesejahteraan ini tidak tersedia untuk semua negara. Bahkan negara-negara di kawasan lain Asia Selatan, Afrika, Argentina, Brasil, sisa Amerika Latin, sebagian Eropa, Timur Tengah, dan negara-negara bekas Uni Soviet mengalami dampak buruk. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian seperti Wijaya 2000 dan Oktaviani 2000 yang menunjukkan bahwa dampak positif pembukaan ekonomi terhadap perekonomian nasional tidak sama. Secara keseluruhan, melihat dampak liberalisasi perdagangan di semua sistem terhadap kinerja pertumbuhan nasional, Produk Domestik Bruto PDB riil mengalami peningkatan di seluruh negara ASEAN. Sistem ASEAN-Asia memiliki rata-rata peningkatan pertumbuhan PDB riil tertinggi, mencapai 1,22%.Seiring dengan percepatan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh peningkatan konsumsi dan investasi masyarakat, maka berdampak pula pada peningkatan kesejahteraan. Selain itu, dengan menghilangkan tarif impor, masyarakat dapat memperoleh barang dengan relatif murah efek ini disebut dengan trade creation effect. Trade Creation Effect adalah penggantian produk dalam negeri yang sesuai dengan perjanjian liberalisasi perdagangan dengan impor yang lebih murah dari negara anggota lainnya. Jika semua sumber daya dimanfaatkan sepenuhnya dan masing-masing negara berspesialisasi dalam perdagangan berdasarkan keunggulan komparatifnya, setiap negara akan dapat menerima barang dengan harga yang relatif rendah, yang akan berdampak positif pada peningkatan kesejahteraan perdagangan di ASEAN dan Asia berdampak pada kinerja impor dan ekspor seluruh negara ASEAN. Berdasarkan hasil simulasi untuk semua sistem yang ada, liberalisasi di ASEAN dan Asia terlihat lebih berpengaruh dibanding sistem lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa liberalisasi ASEAN dan negara-negara seperti China, Korea Selatan, Jepang dan India juga akan mempengaruhi nilai impor dan ekspor negara-negara ASEAN, namun nilainya relatif kecil. Hal ini juga menunjukkan bahwa integrasi ekonomi yang lebih luas akan semakin meningkatkan kinerja perdagangan negara-negara anggota. Sebuah studi oleh Create et al. 2002 menemukan hasil serupa untuk tingkat integrasi ekonomi di APEC, Uni Eropa, dan NAFTA. Artinya integrasi ekonomi berpengaruh positif terhadap peningkatan perdagangan studi menunjukkan bahwa liberalisasi ekonomi berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peningkatan kinerja perdagangan yang mengiringi peningkatan ekspor. Meskipun kebijakan perdagangan liberal mendorong pertumbuhan impor dan ekspor, pertumbuhan impor lebih tinggi daripada pertumbuhan ekspor. Liberalisasi ditandai dengan pembongkaran atau bahkan penghapusan hambatan perdagangan berupa tarif dan non tarif. Liberalisasi perdagangan dapat menjadi ancaman bagi negara dan ekonomi berkembang karena mereka dipaksa untuk bersaing di pasar yang sama dengan negara dan ekonomi yang lebih kuat, akibatnya akan timbul ketimpangan, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin kurang beruntung. Misalnya, di negara-negara berkembang yang terus bergantung pada impor, produk dalam negeri menjadi kompetitif tidak hanya dalam harga tetapi juga dalam kualitas, menurunkan tingkat produksi dalam negeri dan memperburuk pertumbuhan ekonomi. Dampak liberalisasi perdagangan internasional terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi kerakyatan terbukanya pasar bebas, bermunculannya banyak pengusaha dari dalam dan luar Indonesia, mulai maraknya rekrutmen. Lihat Kebijakan Selengkapnya
liberalisasi perdagangan akan membentuk ketergantungan pada bidang